Minggu, 11 Januari 2009

PEMIMPIN TRADISIONAL SUKU MUYU

PEMIMPIN TRADISIONAL SUKU MUYU

A. Sistem Politik Tradisional

Dalam kebinekaan kebudayaan-kebudayaan di Irian Jaya terdapat pula kebinekaan dalam organisasi sosial, khususnya dalam sitem-sistem kepemimpinannya. Dari karangan-karangan etnografi mengenai kebudayaan suku-suku bangsa di Papua dapat disusun suatu tipologi mengenai sitem kepemimpinan tradisional yang dapat dibagi ke dalam 4 tipe, yaitu (1) tipe pria berwibawa, (2) tipe raja, (3) tipe kepala klen atau keondoafian dan (4) tipe campuran antara ketiga tipe tersebut di atas ( Mansoben, 1997 : 5 ).

Model analisis yang diajukan oleh Sahlins (1963 ) itu menggunakan garis continuum. Pada salah satu ujung kutub garis continuum tersebut kita jumpai suatu sistem politik yang ditandai cirri ascription, atau pewarisan, dan pada ujung kutub yang lainterdapat sitem politik yang bercirikan achievement, atau pencapaian. Pada ujung garis kontinum yang bercirikan pewarisan itu adalah sitem kepemimpinan yang disebut chief ( kepala suku ), sedangkan ujung kutub lain dari garis continuum yang bercirikan pencapaian itu adalah sistem kepemimpinan yang disebut big man ( pria berwibawa ) ( Mansoben. 1997 : 5 ).

1. Tipe Kepemimpinan

Dari ke-4 tipe kepemimpinan tradisional di atas, maka suku bangsa Kati atau Muyu dalam hal tipe kepemimpinan tradisional di golongkan ke dalam tipe nomor satu yaitu pria berwibawa atau big man. Suku bangsa Kati atau Muyu menganut sistem kepemimpinan big man atau pria berwibawa kayepak dan tomkot.

2. Istilah Kepemimpinan

Ada dua macam istilah kepemimpinan pada suku Kati, yaitu Kayepak dan Tomkot. Perbedaan kedua istilah pemimpin itu terletak pada banyak atau sedikitnya benda-benda berharga yang dikumpulkan serta mempunyai banyak atau kurangnya pengetahuan tentang dunia supernatural. Tomkot adalah orang besar tetapi kehidupannya sederhana, tidak punya banyak benda-benda berharga terutama banyak ot maupun pengetahuan tentang dunia supernatural tetapi ia mempunyai cukup pengaruh dan di akui dalam komunitasnya. Sedangkan Kayepak adalah sebaliknya, mempunyai lebih benda-benda berharga dan menguasai tentang dunia supernatural.

3. Kriteria Menjadi Seorang Pemimpin

Ciri utama dari sisitem big man atau pria berwibawa ini ialah kedudukan pemimpin diperoleh melalui pencapaian. Sumber kekuasaan dari tipe politik ini terletak pada kemampuan individual yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk nyata seperti keberhasilan mengalokasi dan mendistribusikan kekayaan ( kekayaan material ), kepandaian berdiplomasi dan berpidato, keberanian memimpin perang, memiliki fisik tubuh yang berukuran besar dan tegap dibandingkan dengan anggota-anggota lain di dalam masyarakatnya, dan memiliki sifat murah hati. ( Sahlins, 1963 ; Koentjaraningrat, 1970, dalam Mansoben, 1997 : 5 ). Ciri kedua dari sistem politik ini adalah pelaksanaan kekuasaan di jalankan oleh hanya satu orang saja, yaitu pemimpin tunggal, autonomous. Contoh masyarakat pendukung ini adalah orang Dani, orang Asmat, orang Me, orang Meybrat dan orang Muyu ( Mansoben, 1997 : 5 ).

Istilah Kayepak juga menunjuk orang kaya, orang yang memiliki banyak barang berharga, mempunyai beberapa istri dan banyak anak, dapat sering menyajikan babi, mampu melunasi utang tanpa mundur, dapat membantu orang yang karena suatu hal mengalami krisis keuangan misalnya dalam hubungan dengan tukon atau pembayaran utang dan kalau perlu dapat menyewa orang lain untuk melakukan balas dendam baginya.

Kayepak juga mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan barang-barang berharga, dengan cara memelihara babi, membuat busur dan anak panah, dan berdagang. Disamping itu, dalam banyak kesempatan, mereka telah mewarisi barang-barang tersebut dari orang tua mereka.

Anak laki-laki yang belum kawin dan terlalu muda untuk sunguh-sungguh menjadi anggota kayepak, tetapi karena warisan dan ketekunannya telah mengumpulkan banyak barang berharga, dikatakan telah menjadi seorang kayepak.

Kayepak juga berarti orang yang telah menjalani inisiasi penuh dalam kehidupannya. Ia mengetahui tata cara rahasia babi keramat; ia mengetahui segala sesuatu tentang peraturan-peraturan tabu; ia tahu bagaimana memanfaatkan kekuatan supernatural dalam berburu dan menangkap ikan, dalam bercocok tanam, dalam mengumpulkan uang kulit kerang. Dengan satu kata, ia adalah pakar utama tentang kekuatan supernatural, aspek religius dari kebudayaan ( Schoorl, 1997 : 34-35 ).

Istilah kayepak juga berarti ia seorang pemimpin klen. Setiap klen mempunyai seorang kayepak dan diakui dalam komunitas klen tersebut.

Salah seorang informan dari sub suku Okpari mennambahkan bahwa katuk kawab atau kayepak itu dilihat dari sifatnya berarti orang yang mempunyai kepandaian mengatur atau mengurus orang banyak dalam berbagai masalan terutama orang sederhana yang mengalami kesusahan, wataknya sejak kecil dibentuk sedemikian rupa, suka memaafkan, suka memberi kelebihan barangnya kepada orang lain yang tidak punya, dan tahu semua aturan adat.

4. Wilayah Kekuasaan Seorang Pemimpin

Seorang Kayepak yang sangat berpengaruh dalan klennya maka ia mempunyai wilayah kekuasaan penuh hanya sebatas wilayah klennya saja. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa seorang kayepak bisa menguasai beberapa wilayah tergantung pada pengaruh dan kekerabatan yang di bangunnya. Seorang Kayepak bila membantu membayar utang orang dari klen lain, membantu berperang untuk klen lain, membantu membayar mas kawin untuk klen lain dan ia mampu menaklukan kayepak-kayepak lain dalam berperang maka ia mempunyai kekuasaan di wilayah itu. Dan kekuasaan atas wilayah itu biasanya tidak bertahan lama karena klen yang bersangkutan dapat merebut kembali.

5. Pewarisan

Bagaimana cara untuk mewarisi kekuasaan seorang kayepak ialah melalui pencapaian sendiri. Orang siapa saja dapat menjadi seorang kayepak asalkan ia mampu memimpin perang, pandai berdiplomasi, mempunyai banyak benda-benda berharga, dapat membantu orang lain dalam klen maupun orang dari luar klen dalam kesusahan terutama ot.

Orang siapa saja boleh menjadi seorang kayepak, asalkan ia memenuhi kriteria-kriteria, seperti mempunyai banyak benda-benda berharga, wilayah dusun yang sangat luas, punya ternak babi yang banyak, punya banyak anak lai-laki, pernah ikut inisiasi dan selalu memimpin upacara pesta awon kamberap atau babi keramat terutama, mengetahui dunia supernatural dan sering menggunakannya, murah hati, pandai berbicara di depan umum, suka membantu orang lain, punya tubuh yang besar dan kekar tegap, dapat menggunakan kekuatan fisik untuk mengancam, dapat menyewa orang lain dengan menggunakan ot untuk membunuh orang lain sebagai balas dendamnya dan kriteria lainnya.

Tidak semua orang dapat memenuhi kriteria di atas, maka biasanya dalam satu klen, ada seseorang yang dipilih dan bentuk sedemikian rupa wataknya sejak masih remaja untuk menjadi seorang kayepak atau pemimpin dalam klen.

Oleh:



mka

Maksimus Mamo Kandam

Antropologi FISIP Universitas Cenderawasih

Mobille: 085244055601

e-mail: antrop_uncen@hotmail.com

Web Blog: http://bayonga-katukman.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar